Kelas Bu Novi

Kelas Bu Novi
Kelas Bu Novi

C. MENELAAH STRUKTUR DAN KAIDAH KEBAHASAAN TEKS BERITA

 Assalamualaikum wr wb. Selamat pagi anak anak. Salam sejahtera bagi kita semua. Bagaimana kabar kalian hari ini, semoga kalian dalam keadaan sehat ya. Jangan lupa berdoa sebelum belajar ya.

Anak anak, untuk hari ini kita melanjutkan materi pada pertemuan yang lalu ya, yaitu tentang kaidah kebahasaan yang ada dalam berita. 

2.  Kaidah-Kaidah Kebahasaan dalam teks berita

a. Penggunaan bahasa bersifat standar (baku). Hal ini untuk menjembatani pemahaman banyak kalangan. Bahasa standar lebih mudah dipahami oleh umum. Bahasa-bahasa yang bersifat populer ataupun yang kedaerahan akan dihindari oleh media-media nasional.

b. Penggunaan kalimat langsung sebagai variasi dari kalimat tidak langsungnya. Kalimat langsung ditandai oleh dua tanda petik ganda (“…”) dan disertai keterangan penyertanya. Penggunaan kalimat langsung terkait dengan pengutipan pernyataan-pernyataan oleh narasumber berita.

  • Contoh:
    1. “Masyarakat, wisatawan, dan pendaki tidak diperbolehkan mendaki dan beraktivitas dalam radius 2 km dari kawah Gunung Slamet,”paparnya.
    2. “Sebelum meletus, gempa tremor semakin rapat dengan amplitudo sekitar 15 milimeter. Karena tremor membesar, gempa vulkanik sudah tidak terekam,” tutur Ketua Tim Tanggap Darurat Gunung Bromo, Gde Suantika.

c. Penggunaan konjungsi bahwa yang berfungsi sebagai penerang kata yang diikutinya. Hal itu terkait dengan pengubahan bentuk kalimat langsung menjadi kalimat tidak langsung.

  • Contoh:
    1. Sejumlah staf Adpel Manado mengatakan bahwa Kepala Adpel Manado sudah pulang.
    2. Aryanna mengatakan bahwa ibunya pingsan dan tidak ada satu pun orang di rumah yang bisa membawa ke rumah sakit.
    3. Data di BNPN menyebutkan bahwa lebih dari 10 ribu hektare hutan dan lahan di Riau.

d. Penggunaan kata kerja mental atau kata kerja yang terkait dengan kegiatan dari hasil pemikiran. Kata-kata yang dimaksud, antara lain, memikirkan, membayangkan, berasumsi, berpraduga, berkesimpulan, dan beranalogi.

  • Contoh:
    1. Mereka memikirkan solusi untuk bisa keluar dari peristiwa-peristiwa yang memilukan itu.
    2. Warga membayangkan seandainya hujan itu kembali turun dengan terus-menerus.

e. Penggunaan fungsi keterangan waktu dan tempat sebagai konsekuensi dari perlunya kelengkapan suatu berita yang mencakup unsur kapan dan di mana.

  • Contoh:
    1. Sekitar pukul 12.45 WIB, langit Riau tampak mendung.
    2. Gempa dengan kekuatan 5,4 Skala Richter (SR) menerjang Maluku pagi ini.
    3. Sepuluh hari menjelang Lebaran, Pelabuhan Penyeberangan Merak mulai dipadati truk-truk yang mengangkut barang nonsembilan bahan pokok.
    4. Peningkatan arus mudik menjelang Natal dan tahun baru dari Manado ke pulau-pulau yang berada di wilayah Nusa Utara yang melingkupi tiga daerah, yakni Kabupaten Sitaro, Kabupaten Sangihe, dan Kabupaten Talaud, terlihat mengalami lonjakan cukup tinggi, Rabu (19/12/2012) sore.

f. Penggunaan konjungsi temporal atau penjumlahan, seperti kemudian, sejak, setelah, awalnya, akhirnya. Hal ini terkait dengan pola penyajian berita yang umumnya mengikuti pola kronologis (urutan waktu).

  • Contoh:
    1. Sekitar pukul 12.45 WIB, Sabtu (15/3/2014), langit Riau tampak mendung. Tak lama kemudian, hujan yang diharapkan semua masyarakat akhirnya pun turun. Hujan yang turun di siang bolong ini memang tidak terlalu deras.
    2. “Itu lokasinya masuk perkampungan. Jadi, kita melalui Jalan Fatmawati Raya, kemudian masuk Jalan Cipete, dan masuk Jalan Haji Jian,” kata petugas Pemadam Kebakaran Sudin Jakarta Selatan, Dendi.
Anak anak, demikian materi yang dapat saya sampaikan hari ini, semoga kalian dapat memahaminya ya, apabila ada materi yang belum kalian pahami kalian dapat bertanya melalui wa grup mapel ya. Supaya kalian dapat lebih memahami materi ini, silakan kalian kerjakan soal berikut. Silakan kalian kerjakan di kertas folio ya.
 
       Bupati Temanggung, Muhammad Al Khadziq, mengajak pengunjung untuk meminum kopi Temanggung dalam Gelar Kopi Temanggung di Monumen 1 Maret, Titik Nol Yogyakarta pada tanggal 23 Maret 2019.
      Bupati Temanggung memperkenalkan kopi lokal Temanggung ditandai dengan tos minum kopi bersama Wakil Wali Kota Yogyakarta dan Wali Kota Banjarbaru. Gelar kopi Temanggung berkolaborasi dengan kegiatan Kangen Yogyakarta 2019, yang diinisiasi Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta. Kegiatan ini mendapat sambutan hangat dari masyarakat Yogyakarta.
      Erma Dwiastuti, Kepala Seksi Fasilitas dan Promosi DPMPTSP Kabupaten Temanggung menuturkan bahwa selain acara memperkenalkan kopi Temanggung juga mempromosikan beberapa tempat wisata dan budaya Temanggung.
      "Tujuan acara ini adalah membangun citra positif kopi Temanggung. Target kegiatan ini adalah pelaku usaha di Yogyakarta dan masyarakat di sekitarnya," ujar Erma.
      Adapun peserta dari acara ini yaitu wakil dari beberapa komunitas kopi Temanggung, antara lain MPIG Arabica, MPIG Robusta, Selapanan Katura, dan beberapa komunitas kopi. Erma berharap bahwa dengan semakin dikenalnya kopi Temanggung maka kebutuhan kopi masyarakat semakin meningkat dan berdampak pada perkembangan usaha kopi masyarakat.

Dari teks berita di atas, tentukan :
1. Struktur teks beritanya
2. Buatlah sebuah contoh kalimat dengan menggunakan kaidah kebahasaan berikut :
    a. konjungsi bahwa
    b. konjungsi penjumlahan
    c. kata baku
    d. kata kerja mental
    e. keterangan waktu
    f. keterangan tempat
    g. kalimat langsung

Demikian anak anak, pelajaran kita hari ini, segera kalian kerjakan tugasnya dan tetap semangat walau belajar dari rumah. Tetap patuhi protokol kesehatan bila keluar rumah, salam sehat selalu. Wassalamualaikum wr wb. 





Post a Comment

0 Comments